🐕‍🦺 Puisi Jalaludin Rumi Cinta Dalam Ketiadaan

.Penderitaan adalah hadiah, di dalamnya tersembunyi kasih .. ..Penderitaan adalah hadiah, di dalamnya tersembunyi kasih .. Itulah sepenggal puisi PuisiOleh: Jalaluddin Rumi Jalaludin Rumi atau nama lengkapnya Maulana Jalaluddin Rumi Muhammad bin Hasin al Khattabi al-Bakri adalah sang pujangga dari tanah Persia. Selain penyair dia juga tokoh sufi yang berpengaruh di zamannya dia lahir pada 30 September 1207 Masehi di Balkh sebuah kota kecil di kota Khurasan, Afghanistan dan meninggal PuisiOleh: Jalaluddin Rumi CINTA "Dia adalah, orang yang tidak mempunyai ketiadaan, Saya mencintainya dan Saya mengaguminya, Saya memilih jalannya dan Saya memalingkan muka ke jalannya. Setiap orang mempunyai kekasih, dialah kekasih saya, Kekasih yang abadi. Dia adalah orang yang Saya cintai, Dia begitu indah, oh dia adalah yang paling sempurna. TulisanAdy Amar tentang penyair sufi paling terkenal Jalaluddin Rumi. Tulisan Ady Amar tentang penyair sufi paling terkenal Jalaluddin Rumi. Menu. Terbaru Nasional ngopiDAERAH ngopiTAINMENT Kesehatan ngajiBARENG ngopiSPORT gowesBARENG Daftar Kanal. Batal . Cintajuga memiliki kekuatan transformatif, yaitu kekuatan merubah keadaan jiwa manusia yang negatif menjadi positif. Itulah antara lain yang diajarkan Jalaluddin Rumi dan sufi-sufi lain pada abad ke-13 M, ketika umat Islam di Dunia Arab dan Persia berada dalam periode paling buruk dalam sejarah klasiknya. PuisiOleh: Jalaluddin Rumi, Mas. V, 3260 CINTA DALAM KETIADAAN Betapa tak 'kan sedih aku, bagai malam, tanpa hari-Nya serta keindahan wajah hari terang-Nya? Rasa pahit-Nya terasa manis bagi jiwaku: semoga hatiku menjadi korban bagi Kekasih yang membuat pilu hatiku! Aku sedih dan tersiksa karena Cinta demi kebahagiaan Rajaku yang tiada REPUBLIKACO.ID, JAKARTA - Jalaluddin Rumi merupakan maestro dalam puisi-puisnya yang menggambarkan tentang cinta terhadap Sang Khaliq dan baginda Rasulullah, Muhammad SAW. Rumi dalam mendasarkan cintanya pada proses panjang dengan melihat alam sebagai perwujudan cinta. Alam dijadikan sebuah media untuk mengenal Allah. Siapayang tidak mengenal Maulana Jalaluddin Rumi? Seorang tokoh sufi yang mencuri perhatian umat manusia lintas generasi, terutama para kaula muda. Quotes-nya bisa dengan mudah ditemui di manapun, termasuk di berbagai platform media sosial saat ini. Bahkan, belum afdol rasanya kalau belum mencantumkan bait syair Rumi dalam sebuah caption. Mbuh Sehinggakita dapat bertemu pada "suatu ruang murni" tanpa dibatasi berbagai. Search only for puisi cinta jalaludin rumi Aku bukanlah orang nasrani, aku bukanlah orang yahudi, aku bukanlah orang majusi, dan aku bukanlah orang islam. Puisi Cinta Jalaluddin Rumi - Celoteh Bijak from images for puisi cinta jalaluddin rumi . Puisi Jalaludin Rumi Cinta Dalam Ketiadaan Tulisan Bermakna - Here's Puisi Jalaludin Rumi Cinta Dalam Ketiadaan Tulisan Bermakna collected from all over the world, in one place. The data about Puisi Jalaludin Rumi Cinta Dalam Ketiadaan Tulisan Bermakna turns out to be....puisi jalaludin rumi cinta dalam ketiadaan tulisan bermakna, riset, puisi, jalaludin, rumi, cinta, dalam, ketiadaan, tulisan, bermakna LIST OF CONTENT Opening Something Relevant Conclusion Recommended Posts of Puisi Jalaludin Rumi Cinta Dalam Ketiadaan Tulisan Bermakna Conclusion From Puisi Jalaludin Rumi Cinta Dalam Ketiadaan Tulisan Bermakna Puisi Jalaludin Rumi Cinta Dalam Ketiadaan Tulisan Bermakna - A collection of text Puisi Jalaludin Rumi Cinta Dalam Ketiadaan Tulisan Bermakna from the internet giant network on planet earth, can be seen here. We hope you find what you are looking for. Hopefully can help. Thanks. See the Next Post JAKARTA – Puisi adalah salah satu sarana yang bisa digunakan para sufi dalam mengungkapkan keadaan dan rasa cinta mereka. Salah satu sufi yang lekat dengan puisi adalah Jalaluddin Rumi, seorang penyair cinta paling menonjol dalam khazanah sufi Persia. Rumi bersyair tidak sekadar karena meyenangi puisi, tapi karena menganggap bahwa puisi adalah sarana yang paling tepat untuk mengungkapkan hakikat realitas-realitas mereka secara sentimental. Dalam puisi-puisinya, Rumi pun mengungkap tentang cinta. Dalam tasawuf, konsep cinta atau mahabbah lebih dimaksudkan sebagai bentuk cinta kepada Tuhan dan telah banyak para sufi yang mengungkap kecintaan seperti itu, begitu juga dengan Rumi yang mengungkapkan dalam bentuk puisi. Nama lengkapnya Jalaluddin Muhammad ibn Muhammad al-Balkhi al-Qunuwi, lahir pada 604 Hijriyah atau 30 September 1207 Masehi di Balkh, yang pada saat itu masuk dalam wilayah kerajaan Khawarizm, Persia Utara, Sekarang Afghanistan. Dia digelari al-Rumi karena dinisbatkan pada kawasan Rum Roma, kini kota Konya, Turki, tempat dia melewatkan sebagian besar kehidupannya. Rumi meninggal pada sore hari di saat langit berubah warna menjadi merah tembaga, tepatnya pada 17 Desember 1273. Sesaat sebelum meninggal, terjadi gempa kecil, dibarengi dengan suara seperti perut lapar. “Bersabarlah, bumi yang bangka!” teriak Rumi, “Sebentar lagi akan kau dapat manisanmu!”. Selama hidupnya, Rumi menulis beberapa karya, yang di antaranya berjudul Diwan, Masnawi-i-Ma’nawi, Rubai’iya, Fihi Ma Fihi, Makatib, dan Majalis-i-Sab’ah. Satu hal yang menjadi salah satu perhatian penulis adalah tentang konsep cinta Rumi. Satu hal yang perlu dikhawatirkan dalam menyingkap konsep cinta Rumi adalah terjadinya pendangkalan dalam ajaran Rumi. Karena, sesungguhnya “cinta” yang disuarakan Rumi sangat jauh melampaui cinta yang dituturkan kisah-kisah cinta di dunia ini. Bagi Rumi cinta adalah cinta sebuah sifat ilahiyah dalam diri manusia yang tidak perlu didefinisikan, namun dialami. Rumi dalam mendasarkan cintanya pada proses panjang dengan melihat alam sebagai perwujudan cinta. Alam dijadikan sebuah media untuk mengenal Allah. Karena tanpa alam, akan sulit untuk mengenal Allah. Bagi Rumi, cinta adalah segala-galanya. Alam semesta ini adalah alam cinta. Apa yang terjadi dalam proses kehidupan ini adalah muncul dari cinta. Demikian pula proses alam yang lain. Melalui cinta dan kasih, alam ini berproses secara teratur dan berevolusi secara kreatif, matahari menyinari bumi, malam menggantikan siang, benih tumbuh menjadi tanaman, tanaman berbunga, berbuah dan begitu seterusnya, karena cinta adalah lautan yang tak bertepi. Dengan cinta, kehidupan ini terus berevolusi secara kreatif menuju kehidupan yang semakin baik dan sempurna. Dengan begitu, Rumi menganggap cinta sebagai kekuatan kreatif paling mendasar, yang menyusup ke dalam setiap makhluk dan menghidupkan mereka. BACA JUGA Update Berita-Berita Politik Perspektif Klik di Sini JAKARTA – Jalaluddin Rumi merupakan maestro dalam puisi-puisnya yang menggambarkan tentang cinta terhadap Sang Khaliq dan baginda Rasulullah, Muhammad SAW. Rumi dalam mendasarkan cintanya pada proses panjang dengan melihat alam sebagai perwujudan cinta. Alam dijadikan sebuah media untuk mengenal Allah. Karena tanpa alam, akan sulit untuk mengenal Allah. Bagi Rumi, cinta adalah segala-galanya. Alam semesta ini adalah alam cinta. Apa yang terjadi dalam proses kehidupan ini adalah muncul dari cinta. Demikian pula proses alam yang lain. Rumi juga membagi cinta mahabbah ke dalam dua bagian. Tetapi Rumi berangkat dari sudut pandang yang berbeda dari sufi lainnya, yaitu Rumi melihat dari penampakan dan penempatan cinta itu sendiri. Dari segi panampakan, cinta tumbuh ketika Tuhan sebagai wujud menampakkan kecantikan-Nya kepada alam, yang pada saat itu masih berupa realitas potensial. Rumi melihat bahwa penampakan inilah yang menjadi sebab ia jatuh cinta kepada Tuhan. Sedangkan penempatan cinta menurut Rumi adalah bahwa cinta tidak hanya dimiliki manusia atau makhluk hidup lainnya saja, tetapi juga dimiliki alam semesta, atau disebut dengan Cinta Semesta atau Cinta Universal. Dalam pandangan Rumi, Tuhan adalah pencipta semesta yang menciptakannya dari ketidakmaujudan. Namun demikian, ketidakmaujudan itu bukanlah ketiadaan murni. Akan tetapi ketidakmaujudan mengandung kenyataan dan potensial yang aktualisasinya menjadi kemaujudan eksistensi bergantung sepenuhnya pada kemurahan Tuhan barakah. Tentang bagaimana semesta ini diciptakan, Rumi berkeyakinan bahwa penciptaan adalah manifestasi diri Tuhan izhar. Untuk mendukung pandangan ini, Rumi layaknya sufi lainnya, mengutip hadits qudsi terkenal yang mengatakan bahwa Tuhan adalah kekayaan tersembunyi; Dia menciptakan dunia ini agar bisa dikenali. Sekarang mari kita lihat bagaimana semesta dihubungkan Rumi dengan cinta. Seperti telah kita lihat, hal pertama yang diciptakan Tuhan adalah cinta, prioritas cinta ketimbang makhluk yang lain terbukti karena cintalah yang memotivasi Tuhan untuk menciptakan semesta. Dengan begitu, Rumi menganggap cinta sebagai kekuatan kreatif paling dasariah, yang menyusup ke dalam setiap makhluk dan menghidupkan mereka. Dan akhirnya seperti kata Rumi, “Bila cinta Tuhan menyala dalam hatimu, tentu Tuhan telah mencintaimu.” Wallahu a’lam bis-shawab, hanya Allah yang lebih mengetahui kebenaran yang sesungguhnya. BACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini

puisi jalaludin rumi cinta dalam ketiadaan